Carian Di Blog Ini

Isnin, 15 Ogos 2011

HALAL ZINA? - HINDARI MAKSIAT

Seorang guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada anak muridnya. Ia duduk menghadap anak muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada kayu pemadam.

Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada kayu pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka sebutlah "Kapur!", jika saya angkat kayu pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" Anak muridnya faham dan seterusnya menyebut dengan betul.

Guru bersilih-ganti mengangkat tangan kanan dan kirinya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat kayu pemadam, maka katakanlah "Kapur!".

Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya.Namun lambat laun, mereka kembali biasa dan tidak kekok lagi. Selang beberapa saat, permainan berhenti...

Guru tersenyum kepada anak muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, setelah musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara untuk menukarkan sesuatu, perkara yang haq telah menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pada mulanya agak sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan pelbagai cara menarik oleh mereka, lambat laun kita akan terbiasa dengan hal itu, seterusnya kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti membolak-balik dan menukar nilai murni akidah/hukum Islam dari masa ke semasa.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain."

"Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Faham?" tanya Guru kepada anak muridnya.